POTRET BURAM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Membahas masalah pendidikan di Indonesia memang seakan tidak akan pernah ada habisnya. Ketika negara-negara di seluruh penjuru dunia telah berkutat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, di sini, di negeri kita tercinta ini, justru masih sangat sering kita menjumpai anak-anak usia sekolah yang asyik mengamen di lampu-lampu merah. Parahnya, mereka seperti menikmati peran yang sedang mereka mainkan tanpa tahu bahwa seharusnya tempat mereka bukanlah di lampu merah, namun di bangku-bangku sekolah. Di sisi lain, pada tingkatan yang lebih tinggi, ketika ujian nasional tengah berlangsung di tingkatan SMP maupun SMA, praktek-praktek kecurangan mulai marak bermunculan seiring kegalauan berbagai pihak yang memang ”takut” dengan momen tahunan itu. Sungguh merupakan suatu kenyataan yang memilukan. Lalu, siapa yang salah?

Kita semua sepakat bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan merupakan ujung tombak kemajuan suatu negara. Suatu negara yang telah maju di berbagai bidang, pada awalnya menjadikan pendidikan sebagai hal pertama kali yang harus dibenahi. Suatu negara akan maju dengan sendirinya seiring dengan majunya sistem pendidikan yang ada di negara tersebut. Sebagai contoh, Jepang, yang 65 tahun lalu masih luluh lantak akibat serangan bom atom dari amerika yang melumpuhkan berbagai sendi kehidupan di sana, ketika itu  hal pertama yang dilakukan pemerintah Jepang adalah mengumpulkan tenaga guru dan pengajar yang saat itu masih tersisa. Dan kini seperti yang kita ketahui, Jepang telah hadir sebagai salah satu negara termaju di seantero jagat, sejajar dengan negara-negara barat.

Ketika kita membahas tentang baik tidaknya pendidikan di suatu negara, maka terdapat 2 variabel dasar yang bisa menjadi patokan untuk menentukan hal tersebut. Yang pertama, adalah sistem pendidikan itu sendiri, dan yang kedua adalah pelaksana sistem pendidikan yang ada.  Kedua hal tersebut memiliki
keterkaitan yang sangat erat dengan hubungan yang terintegrasi dan keduanya saling mendukung satu-sama lain.
Suatu negara bisa dikatakan berhasil dalam bidang pendidikan, ketika negara tersebut telah memenuhi  kedua variabel tersebut. Negara-negara eropa dan amerika merupakan contoh negara yang telah berhasil menghadirkan penyelenggaraan pendidikan bermutu.

Ketika suatu negara memiliki sistem pendidikan yang baik, namun tidak ditopang dengan pelaksana sistem yang memiliki kualitas dan moralitas yang tinggi, maka yang terjadi adalah munculnya bermacam-macam penyimpangan akibat perang kepentingan dari pelaksana sistem yang ada. Mereka sibuk mencari celah dari peraturan-peraturan yang telah ada agar bisa memperoleh keuntungan untuk diri mereka. Begitu pula sebaliknya, ketika suatu negara memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, namun tidak didukung oleh sistem pendidikan yang baik, maka yang terjadi adalah ketidakoptimalan proses pendidikan di negara tersebut sehingga para lulusan dari berbagai institusi pendidikan yang ada tak akan mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan kapasitas mereka.

Jika kita tarik kedua variabel di atas untuk mengukur seberapa baik pendidikan yang telah berjalan di Indonesia, dengan mengamati kondisi yang ada saat ini, tampaknya bisa kita ambil kesimpulan bahwa Indonesia masih belum memiliki sistem sekaligus pelaksana sistem pendidikan yang tepat. Terbukti dengan banyaknya kasus-kasus perihal pendidikan yang kian marak hadir dengan berbagai modus. Mulai dari kasus Undang-Undang BHP yang belakangan sempat marak, kasus jual beli kunci jawaban Ujian Nasional, kasus putus sekolah karena tidak adanya biaya, dan masih banyak lagi kasus-kasus lain terkait ranah pendidikan ini.
Sebenarnya pemerintah sebagai satu-satunya pihak yang berwenang dalam mengatur sistem pendidikan yang ada merupakan pihak yang paling bertanggungjawab dengan semua keadaan yang ada saat ini. Ada banyak hal yang harus dilakukan dan menjadi pekerjaan rumah para pejabat pemerintahan di gedung DPR sana. Perbaikan serta pengembangan sistem pendidikan sudah merupakan suatu keharusan.

Kini sudah waktunya pemerintah berbenah menghadapi kenyataan yang menyesakkan dada ini. Sudah saatnya mereka sadar dan mulai memprioritaskan pendidikan sebagai suatu aspek yang sangat fundamental bagi bangsa ini. Negara ini tidak akan pernah menyandang predikat sebagai negara maju sebelum pendidikan yang ada berjalan dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

~Surat Spesial buat Bidadariku~

Sebuah Janji

Segurat Rasa